BIOLOGI
KELOMPOK II
“ JARINGAN PADA TUMBUHAN “
NAMA :
DONATA ELFIRA BIKOLO
ADRIANA KONO
ELISABETH F. TABOY
MARIA ANITA NAIHELI
ELMAYANTI M. CEUNFIN
HIRONIMUS TONBESI
XI IPA 2
SMA NEGERI 1
KEFAMENANU
TAHUN PELAJARAN
2013/2014
1.
Defenisi berbagai
jaringan pada tumbuhan
Jaringan
adalah sekelompok sel yang mempunyai asal, struktur dan fungsi yang sama.
Jaringan
pada tumbuhan terbagi atas 2 bagian besar yaitu :
a)
Jaringan meristem, merupakan jaringan yang sel
penyusunnya bersifat embrional/terus-menerus membelah.
b)
Jaringan dewasa, merupakan jaringan yang
terbentuk dari hasil diferensiasi dan spesialisasi sel-sel jaringan meristem
atau jaringan yang sudah mengalami diferensiasi. Pada jaringan dewasa
penyusunan organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain :
1)
Jaringan pelindung / epidermis, yaitu lapisan
sel yang berada paling luar pada permukaan organ-organ tumbuhan seperti akar,
batang, daun bunga, buah, dan biji.
2)
Jaringan dasar/ parenkima, yaitu suatu
jaringan yang terbetuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologi dan
fisiologi yang bervariasi.
3)
Jaringan penyokong / penguat / mekanik, yaitu
jaringan yang memberikan kekuatan bagi tumbuhan. Jaringan ini terdiri atas 2
bagian yaitu jaringan kolenkim yang terdiri dari sel-sel hidup dan dindingnya
mengalami penebalan selulosa, serta jaringan skelenkim yang tersusun dari
sel-sel mati dan seluruh bagian dindingnya mengalami penebalan sehingga
memiliki sifat kuat.
4)
Jaringan pengangkut/ vaskuler, yakni terdiri
dari xylem dan floem. Xylem berfungsi mengangkut air dan zat terlarut dari akar
keseluruh tubuh tumbuhan sedangkan floem berfungsi mengangkut hasil
fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.
5)
Jaringan sekretoris, yaitu jaringan yang
disebut juga kelenjar internal. Hal ini karena senyawa yang dihasilkan tidak
keluar dari tubuh.
6)
Jaringan gabus, dibentuk oleh cambium gabus /
felogen. Felogen adalah cambium yang terletak dibawah epidermis batang dan akar
yang tua.
2. jaringan dan fungsi berbagai jaringan pada tumbuhan
a) Jaringan meristem
Jaringan
meristem adalah jaringan yang penyusunnya bersifat embrional yang artinya ia
terus menerus membelah untuk menambah jumlah sel tubuhnya. Jaringan meristem
memiliki sifat dinding sel tipis karena masih muda. Meristem terjadi pada ujung
akar dan ujung batang. Bentuk sel meristem umumnya sama kesegala arah.
Berdasarkan
letak / posisi, meristem dibedakan menjadi :
1.
Meristem apical :
terjadi pada ujung akar dan batang
2.
Meristem interkalar : terjadi diantara uung akakr dan batang
3.
Meristem lateral :
terjadi disamping hanya pada tumbuhan dikotil.
Berdasarkan asal- usul nya, meristem dibedakan menjadi
:
1.
Meristem primer :
merupakan pemanjangan dan pembelahan sel. Meristem primer menyebabkan akar dan
batang bertambah panjang yang membuat tumbuhan bertambah tinggi.
2.
Meristem sekunder : merupakan jaringan yang terjadi pada cambium dan telah
mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Contoh : kambium gabus dan kambium.
b)
Jaringan dewasa atau
permanen
Jaringan dewasa merupakan jaringan
yang sudah mengalami diferensiasi. Jaringan ini umumnya sudah tidak mengalami
pertumbuhan atau sementara berhenti pertumbuhannya. Jaringan dewasa disebut
juga jaringan permanen yaitu jaringan yang telah mengalami diferensiasi yang
sifatnya tidak dapat balik (irreversibel). Jaringan dewasa meliputi :
v
Epidermis
1. Jaringan epidermis daun
Jaringan epidermis daun terdapat pada permukaan atas dan bawah daun.
Jaringan ini tidak berklorofil kecuali pada sel penjaga stomata. Stomata
merupakan suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh sel penjaga. Sel
penjaga dikelilingi oleh sel-sel yang bentuknya sama atau berbeda dengan
sel-sel epidermis lainnya, disebut juga sel tetangga.
2.
Jaringan epidermis
batang
Jaringan ini ada yang mengalami modifikasi membentuk lapisan
tebal yang dikenal sebagai kutikula, yang membentuk bulu sebagai alat
perlindungan. Kutikula adalah lapisan bukan sel, yang berada diatas lapisan
epidermis, dapat berupa permukaan yang halus dan kasar.
3.
Jaringan epidermis
akar
Jaringan epidermis akar berfungsi sebagai pelindung dan
tempat terjadinya difusi dan osmosis. Epidermis akar sebagian bermodifikasi
membentuk tonjolan yang disebut rambut akar.
v
Jaringan gabus
Jaringan gabus atau periderma adalah jaringan pelindung yang dibentuk
untuk menggantikan epidermis batang dan akar yang telah menebal akibat
pertumbuhan sekunder.strukturnya terdiri dari felogen ( cambium gabus ) yang
akan membentuk felem ( gabus ) kea rah luar dan feloderma kea rah dalam.
Felogen dapat dihasilkan oleh epidermis, parenkim dibawah epidermis. Jaringan
gabus berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari kehilangan air.
v
Jaringan dasar (
parenkima )
Jaringan
parenkima merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup. Disebut
jaringan dasar karena dijumpai hamper disetiap bagian tumbuhan. Parenkima yang
memiliki kloroplas disebut klorenkima.
Fungsi utamanya :
Proses pembentukan jaringan pada cambium
Menghasilkan makanan
Melakukan proses fotosintesis
Mengangkut makanan
Penyimpan cadangan makanan pada buah dan biji.
v
Jaringan penguat (
penyokong )
Merupakan jaringan yang menguatkan tumbuhan. Ada 2 macam jaringan penguat
yaitu :
1.
Jaringan kolenkim
Sel kolenkim merupakan sel hidup dan mengandung kloroplas. Dindingnya
mengalami penebalan yang tidak merata.
Fungsi : sebagai penyokong pada bagian tumbuhan muda yang sedang tumbuh
dan pada tumbuhan herba.
2.
Jaringan sklerenkima
Jaringan ini erdiri dari sel-sel mati. Dinding selnya sangat tebal, kuat
dan mengandung lignin. Dinding sel mempunyai penebalan primer lalu penebalan
sekunder oleh zat lignin. Menurut bentuknya skerenkima di bagi menjadi 2 yaitu
:
Ø
Serabut : bentuknya seperti benang panjang
Ø
Sklereid : disebut juga sel batu karena
dindingnya keras. Skeleid seringkali merupakan suatu lapisan yang turut
menyusun kulit biji.
Fungsi utama jaringan sklerenkima adalah
untuk menguatkan bagian tumbuhan yang sudah dewasa, melindungi bagian-bagian
lunak yang lebih dalam.
v
Jaringan
pengangkut
Jaringan pengangkut, jaringan pertama adalah xilem (pembuluh kayu: sel mati, dinding berlignin), tersusun atas trakea, trakeid, serat, dan parenkim xilem, berfungsi mengangkut air dan garam mineral dar akar ke daun. Jaringan kedua ialah floem (pembuluh tapis dengan sel pengiring = companion cell), berfungsi sebagai pengangkut hasil asimilasi dari daun ke seluruh organ tubuh yang lain. Floem tersusun atas: pembuluh tapis, sel tapis, serat floem, parenkim floem serta sel pengiring.
Jaringan pengangkut, jaringan pertama adalah xilem (pembuluh kayu: sel mati, dinding berlignin), tersusun atas trakea, trakeid, serat, dan parenkim xilem, berfungsi mengangkut air dan garam mineral dar akar ke daun. Jaringan kedua ialah floem (pembuluh tapis dengan sel pengiring = companion cell), berfungsi sebagai pengangkut hasil asimilasi dari daun ke seluruh organ tubuh yang lain. Floem tersusun atas: pembuluh tapis, sel tapis, serat floem, parenkim floem serta sel pengiring.
1.
Jaringan xilem
Xilem merupakan jaringan kompleks yang berfungsi sebagai jaringan pengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun. Sel-sel jaringan tersebut panjang-panjang menyerupai serat. Berdasarkan sifat hubungan sel-selnya, dikenal dua macam xilem, yaitu trakea dan trakeid (Gambar 8.9). Dikatakan trakea, jika dinding batas di antara sel-sel penyusunnya telah hilang dan yang lain. terdapat lempeng perforasi. Dikatakan trakeid, jika batas di antara sel – sel penyusunnya tampak berlubang – lubang yang disebut noktah (pit). Pada umumnya, dinding – dinding samping juga bernoktah.
Xilem merupakan jaringan kompleks yang berfungsi sebagai jaringan pengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun. Sel-sel jaringan tersebut panjang-panjang menyerupai serat. Berdasarkan sifat hubungan sel-selnya, dikenal dua macam xilem, yaitu trakea dan trakeid (Gambar 8.9). Dikatakan trakea, jika dinding batas di antara sel-sel penyusunnya telah hilang dan yang lain. terdapat lempeng perforasi. Dikatakan trakeid, jika batas di antara sel – sel penyusunnya tampak berlubang – lubang yang disebut noktah (pit). Pada umumnya, dinding – dinding samping juga bernoktah.
2.
Jaringan floem
Jaringan floem termasuk jaringan kompleks dan berfungsi sebagai jaringan pengangkut. Berbeda dengan xilem, zat yang diangkut umumnya senyawa organik hasil fotosintesis yang terjadi di daun. Floem terdiri dari pembuluh tapis, sel tapis, parenkim, serat dan sel pengirim (Gambar 8.10). Komponen pembuluh tersusun dari sel-sel panjang yang ujung-ujungnya menyatu sehingga membentuk pembuluh. Dinding batas kedua sel berlubang-lubang seperti tapisan, melalui lubang-lubang tersebut protoplasma kedua sel dapat berhubungan secara langsung. Komponen pembuluh tapis (floem) merupakan sel-sel yang hidup. Suatu keistimewaan dari bagian tersebut adalah bahwa nukleusnya hilang setelah sel dewasa sehingga sel-sel komponen pembuluh tapis berhubungan dengan satu atau beberapa sel pengiring, di antara keduanya dihubungkan oleh sejumlah plasmodesmata. Sel pengiring sangat erat hubungannya dengan pembuluh tapis, apabila pembuluh tapis mati, maka sel pengiring akan mati.
Jaringan floem termasuk jaringan kompleks dan berfungsi sebagai jaringan pengangkut. Berbeda dengan xilem, zat yang diangkut umumnya senyawa organik hasil fotosintesis yang terjadi di daun. Floem terdiri dari pembuluh tapis, sel tapis, parenkim, serat dan sel pengirim (Gambar 8.10). Komponen pembuluh tersusun dari sel-sel panjang yang ujung-ujungnya menyatu sehingga membentuk pembuluh. Dinding batas kedua sel berlubang-lubang seperti tapisan, melalui lubang-lubang tersebut protoplasma kedua sel dapat berhubungan secara langsung. Komponen pembuluh tapis (floem) merupakan sel-sel yang hidup. Suatu keistimewaan dari bagian tersebut adalah bahwa nukleusnya hilang setelah sel dewasa sehingga sel-sel komponen pembuluh tapis berhubungan dengan satu atau beberapa sel pengiring, di antara keduanya dihubungkan oleh sejumlah plasmodesmata. Sel pengiring sangat erat hubungannya dengan pembuluh tapis, apabila pembuluh tapis mati, maka sel pengiring akan mati.
Jaringan xilem dan floem membentuk satu
kesatuan fisiologis. Pada umumnya, xilem dan floem berdekatan letaknya dan
dapat dengan mudah dibedakan dari bagian yang lain. Kedua jaringan kompleks
tersebut membentuk jaringan pengangkut.
3. Organ pada tumbuhan
Tubuh tumbuhan terdiri dari akar dan tajuk yang dihubungkan secara kontinyu oleh jaringan pembuluh. Akar berfungsi sebagai penopang berdirinya tumbuhan, pengabsorbsi air dan mineral, serta tempat menyimpan cadangan makanan. Tajuk terdiri dari batang dan daun, serta bunga (bunga merupakan adaptasi untuk reproduksi tumbuhan angiospemae). Batang adalah bagian tumbuhan yang terdapat di atas tanah, mendukung daun-daun dan bunga. Pada pohon, batang meliputi batang pokok dan semua cabang-cabang, termasuk ranting-ranting yang kecil. Batang mempunyai buku sebagai tempat melekatnya daun, juga mempunyai ruas yang terdapat di antara dua buku. Daun merupakan tempat utama berlangsungnya proses fotosintesis, terdiri dari helai daun yang melebar (lamina) dan tangkai daun (petiol) yang menghubungkan helai daun dengan batang. Pada ujung batang terdapat tunas yang belum berkembang, disebut tunas ujung (tunas apikal). Pada ketiak daun terdapat tunas lateral yang nantinya dapat tumbuh membentuk cabang atau bunga.
Gambar 8.11. Tubuh tumbuhan (dikotil) (Campbell, 2006).
Sistem jaringan penyusun tubuh tumbuhan ada 3 yaitu Akar, batang, dan daun tersusun atas tiga sistem jaringan, yaitu epidermis, sistem berkas pembuluh, dan sistem jaringan dasar.Epidermis berfungsi melindungi akar, batang, dan daun yang masih muda dari kerusakan fisik atau infeksi patogen. Dijumpai senyawa lilin, disebut kutikula, berfungsi untuk melindungi tumbuhan dari proses kehilangan air (pada tumbuhan yang hidup di habitat kering. Sistem jaringan pembuluh (xilem&floem) berperan dalam transport air dan garam mineral serta hasil fotosintesis. Sistem jaringan dasar, mengisi daerah di antara
sistem epidermis dan sistem pembuluh, memiliki fungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis, tempat cadangan makanan, sebagai penguat atau penyokong tubuh tumbuhan, terutama tersusun dari parenkim, tetapi terdapat juga kolenkim dan sklerenkim.
Sistem jaringan penyusun tubuh tumbuhan ada 3 yaitu Akar, batang, dan daun tersusun atas tiga sistem jaringan, yaitu epidermis, sistem berkas pembuluh, dan sistem jaringan dasar.Epidermis berfungsi melindungi akar, batang, dan daun yang masih muda dari kerusakan fisik atau infeksi patogen. Dijumpai senyawa lilin, disebut kutikula, berfungsi untuk melindungi tumbuhan dari proses kehilangan air (pada tumbuhan yang hidup di habitat kering. Sistem jaringan pembuluh (xilem&floem) berperan dalam transport air dan garam mineral serta hasil fotosintesis. Sistem jaringan dasar, mengisi daerah di antara
sistem epidermis dan sistem pembuluh, memiliki fungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis, tempat cadangan makanan, sebagai penguat atau penyokong tubuh tumbuhan, terutama tersusun dari parenkim, tetapi terdapat juga kolenkim dan sklerenkim.
v Struktur akar tumbuhan
monokotil dan dikotil
Akar tumbuhan tersusun dari berbagai macam jaringan, berkembang dari jaringan meristem yang terdapat di ujung akar. Letak jaringan tersebut tidak tepat di ujung, melainkan sedikit agak ke belakang dari bagian ujung. Letak yang demikian memungkinkan akar membentuk sel-sel baru untuk memperpanjang sumbu akar dan selsel yang akan menjadi tudung akar. Bagian tersebut berfungsi sebagai organ yang melindungi bagian meristem, melumasi akar utuk
mengurangi gesekan antara ujung akar dan partikel tanah, serta mengatur pertumbuhan bagian-bagian akar yang lain.
Di belakang tudung akar, sepanjang lebih kurang 1 cm terdapat bagian akar dengan permukaan yang halus. Daerah itu dikenal sebagai daerah perpanjangan. Sel-sel hasil pembelahan jaringan meristem tumbuh dengan cepat dan menghasilkan perpanjangan akar. Satu atau beberapa sentimeter dari titik tempat perpanjangan berhenti terdapat rambut-rambut halus yang menutupi permukaan akar. Bagian itu disebut rambut akar. Di belakang daerah rambut akar
merupakan tempat timbulnya akar lateral.
Ø
Susunan
akar tumbuhan dikotil
a.
Epidermis
Epidermis tersusun dari selapis selapis
yang tersusun rapat, menutupi permukaan akar. Air dan unsur garam (mineral)
diserap oleh akar dari tanah melalui sel-sel epidermis. Beberapa sel epidermis
tumbuh menjulur membentuk rambut akar. Keberadaan rambut-rambut akar akan
memperluas bidang permukaan sehingga
penyerapan menjadi lebih efektif.
penyerapan menjadi lebih efektif.
b.
Korteks
Di sebelah dalam epidermis, terdapat sistem jaringan dasar yang membentuk
korteks akar, parenkim sebagai komponen utamanya. Sel-sel parenkim korteks
susunannya longgar sehingga membentuk ruang-ruang antar sel. Cadangan makanan
berupa pati biasanya ditimbun pada korteks akar.
Satu atau beberapa lapisan sel
korteks di bawah epidermis memiliki dinding sel yang dilapisi suberin, sejenis
karbohidrat yang menyebabkan bagian tersebut tampak berbeda dengan bagian
korteks yang lain. Bagian korteks itu disebut eksodermis. Lapisan selsel
korteks yang paling dalam tersusun rapat tanpa ruang antarsel dan terdiri atas
sel-sel berbentuk kotak. Lapisan sel itu disebut endodermis. Sel-sel endodermis
mengalami penebalan suberin pada dinding-dinding radial dan vertikalnya
sehingga membentuk semacam pita. Pita itu disebut
pita Caspary, sesuai dengan nama penemunya, Caspary. Pita Caspary memiliki
fungsi penting sebagai penghalang masuknya air serta mineral terlarut melalui
jalur ekstraseluler, menentukan jenis-jenis mineral apa saja yang dapat
memasuki xilem akar. Beberapa sel endodermis tetap berdinding tipis,
disebut sel peresap
Sumber:
Biology of Plants 5th edition, 1992 Gambar 8.12. Penampang melintang akar
dikotil.
c.
Stele
Silinder pusat tersusun dari perisikel dan ikatan pembuluh. Perisikel terdapat
di sebelah dalam endodermis. Perisikel tersusun dari sel-sel parenkim. Pada
bagian inilah tumbuh akar lateral. Ikatanpembuluh tersusun dari xilem dan floem
yang berselang-seling pada bidang radial. Dalam penampang melintang tampak
xilem mengelompok di tengah dan membentuk Gambaran seperti bintang. Floem
tampak sebagai jalur-jalur di antara lengan-lengan bintang xilem. Antara xilem
dan floem dipisahkan oleh sederetan parenkim yang dikenal sebagai parenkim
penghubung. Susunan akar tumbuhan monokotil
Pada dasarnya, susunan jaringan pada akar tumbuhan monokotil adalah sama dengan
akar tumbuhan dikotil. Beberapa perbedaan yang tampak, antara lain:
Endodermis, sering membentuk dinding sekunder tebal
sehingga mudah dikenali pada penampang melintang akar .Pertumbuhan xilem tidak
berbentuk bintang, melainkan terpisah satu sama lainnya.
Ditengah silinder pembuluh terbentuk empulur yang berisi sel-sel parenkim.
Sumber: Biology of Plants 5th edition, 1992 Gambar 8.13. Penampang melintang
akar monokotil (Zea mays).
v Struktur batang tumbuhan
dikotil dan monokotil
Batang merupakan suatu organ
tumbuhan yang tersusun dari berbagai macam jaringan. Tumbuhan jarak pagar
(Jatropa curcas) sebagai contoh tumbuhan dikotil dan batang jagung (Zea mays)
sebagai contoh tumbuhan monokotil. Susunan batang tumbuhan dikotil Bagian
terluar batang dikotil berupa selapis sel-sel yang tersusun rapat dan tertutup
kutikula. Lapisan sel itu disebut epidermis. Pada beberapa tempat jaringan
tersebut robek dan membentuk lubang yang disebut lentisel.
Di sebelah dalam lentisel terdapat ruang udara yang berhubungan langsung dengan sistem ruang udara antar sel parenkim. Di sebelah dalam epidemis terdapat korteks yang dapat dibedakan sebagai berikut:
Di sebelah dalam lentisel terdapat ruang udara yang berhubungan langsung dengan sistem ruang udara antar sel parenkim. Di sebelah dalam epidemis terdapat korteks yang dapat dibedakan sebagai berikut:
a.
korteks
luar
terdiri
atas jaringan parenkim dan kolenkim. Pada beberapa tempat bagian tersebut tidak
ada, tetapi pada bagian lain tampak selapis sel-sel parenkim yang
berhubungan erat dengan kolenkim dan berselang-seling atau saling
berdesakan antara keduanya.
b.
Korteks
dalam
terdiri
atas jaringan parenkim longgar dengan ruang antar sel yang jelas berhubungan
dengan ruang udara di bawah lentisel.
Sel-sel kolenkim banyak mengandung klorofil
yang memberi warna hijau pada batang, terutama batang yang masih muda. Bagian
terdalam korteks sering mengandung banyak pati sehingga mudah dikenali, disebut
seludang pati. Dinding radial dan melintang dari bagian tersebut saling
menempel erat sehingga tidak dijumpai ruang antar sel yang menghubungkannya
dengan bagian lain dari korteks
Sebelah dalam dari korteks adalah silinder pusat (stele). Pada bagian tersebut terdapat ikatan pembuluh dengan susunan yang bervariasi, bergantung pada jenis tumbuhannya. Pada tumbuhan jarak, ikatan pembuluhnya bertipe kolateral, xilem di dalam dan floem diluar. Diantara xilem dan floem terdapat meristem yang dikenal dengan kambium. Dengan adanya kambium maka batang tumbuhan dikotil dapat melakukan penebalan sekunder. Akibat pertumbuhan tersebut maka struktur batang dikotil dewasa berbeda dengan struktur batang yang muda. Bagian paling dalam merupakan bagian pusat yang tersusun dari jaringan parenkim yang susunannya longgar. Bagian itu disebut empulur. Pada beberapa jenis tumbuhan, perpanjangan batang (pertumbuhan primer) menyebabkan robeknya empulur, sehingga empulur tersebut berlubang.
Sebelah dalam dari korteks adalah silinder pusat (stele). Pada bagian tersebut terdapat ikatan pembuluh dengan susunan yang bervariasi, bergantung pada jenis tumbuhannya. Pada tumbuhan jarak, ikatan pembuluhnya bertipe kolateral, xilem di dalam dan floem diluar. Diantara xilem dan floem terdapat meristem yang dikenal dengan kambium. Dengan adanya kambium maka batang tumbuhan dikotil dapat melakukan penebalan sekunder. Akibat pertumbuhan tersebut maka struktur batang dikotil dewasa berbeda dengan struktur batang yang muda. Bagian paling dalam merupakan bagian pusat yang tersusun dari jaringan parenkim yang susunannya longgar. Bagian itu disebut empulur. Pada beberapa jenis tumbuhan, perpanjangan batang (pertumbuhan primer) menyebabkan robeknya empulur, sehingga empulur tersebut berlubang.
Gambar 8.14
penampang melintang tumbuhan dikotil (Cecie, 1996).
Susunan batang tumbuhan monokotil Pada bagian terluar batang tumbuhan monokotil terdapat epidermis dengan stomata. Di bawah epidermis, terdapat satu atau beberapa lapis sel-sel serat yang menyusun korteks. Bagian itu tidak dapat dibedakan secara jelas dengan bagian empulur. Selain itu, ikatan pembuluh pada tumbuhan monokotil tersebar dalam empulur. Jumlah ikatan pembuluh dapat mencapai 200 buah dengan susunan kolateral. Pada daerah korteks inilah terdapat kambium sehingga batang tumbuhan tersebut mampu melakukan pertumbuhan menebal sekunder.
v
Struktur daun tumbuhan dikotil dan monokotil
Susunan daun tumbuhan dikotil Epidermis
menutupi permukaan atas dan permukaan bawah daun yang dilanjutkan dengan
epidermis batang. Pada beberapa jenis tumbuhan dikotil, misalnya oleander
(Nerium oleander) mempunyai
epidermis atas yang berlapis-lapis. Akan tetapi, ciri khas epidermis hanya lapisan terluarnya saja dan lapisan-lapisan sel di bawahnya berfungsi menampung air. Adanya lapisan lemak (kutin) pada sel-sel epidermis menimbulkan terbentuknya lapisan nonseluler yang tebal, yang disebut lapisan kutikula. Lapisan tersebut dapat mempertahankan kekakuan daun, selain melindungi daun dari penguapan yang berlebihan.
Mesofil merupakan daerah utama untuk berlangsungnya proses fotosintesis. Bagian tersebut tersusun dari jaringan parenkim longgar dan berklorofil. Umumnya dibedakan atas dua bagian, yaitu jaringan tiang (palisade) dan jaringan bunga karang (spons).
epidermis atas yang berlapis-lapis. Akan tetapi, ciri khas epidermis hanya lapisan terluarnya saja dan lapisan-lapisan sel di bawahnya berfungsi menampung air. Adanya lapisan lemak (kutin) pada sel-sel epidermis menimbulkan terbentuknya lapisan nonseluler yang tebal, yang disebut lapisan kutikula. Lapisan tersebut dapat mempertahankan kekakuan daun, selain melindungi daun dari penguapan yang berlebihan.
Mesofil merupakan daerah utama untuk berlangsungnya proses fotosintesis. Bagian tersebut tersusun dari jaringan parenkim longgar dan berklorofil. Umumnya dibedakan atas dua bagian, yaitu jaringan tiang (palisade) dan jaringan bunga karang (spons).
Jaringan tiang umumnya terdiri
atas selapis sel, tetapi pada beberapa tumbuhan dikotil seperti bunga soka (Ixora sp.) memiliki beberapa lapis sel.
Pada umumnya, jaringan tiang terdapat pada permukaan atas daun, seperti pada
daun Nerium oleander, tetapi ada kalanya jaringan tersebut ditemukan pada kedua
permukaan daun, seperti pada daun kayu putih (Eucalyptus sp.).
Posisi jaringan tiang adalah tegak
lurus dengan permukaan daun dan sel-sel penyusunnya penuh dengan kloroplas.
Tidak ada bagian lain dari tubuh tumbuhan yang mengandung kloroplas sebanyak
yang terdapat pada sel-sel jaringan tersebut.Lapisan bunga karang terdiri atas
sel-sel yang tersusun lepas,umumnya bercabang tidak beraturan dan saling
berhubungan di ujung-ujung percabangan. Dengan susunan demikian menimbulkan
Gambaran seperti bunga karang dengan sistem rongga antarsel yang intensif.
Kloroplas yang dikandung tidak sebanyak yang terdapat pada sel-sel jaringan
tiang.
Sistem pembuluh pada daun membentuk sistem percabangan jala yang kompleks pada bagian mesofil, tepatnya pada tempat-tempat pertemuan antara jaringan tiang dengan jaringan bunga karang. Masuknya jalur yang lebih besar menyebabkan mesofil menonjol keluar, terutama di permukaan bawah membentuk venasi daun (pertulangan daun).
Sistem pembuluh pada daun membentuk sistem percabangan jala yang kompleks pada bagian mesofil, tepatnya pada tempat-tempat pertemuan antara jaringan tiang dengan jaringan bunga karang. Masuknya jalur yang lebih besar menyebabkan mesofil menonjol keluar, terutama di permukaan bawah membentuk venasi daun (pertulangan daun).
Susunan daun
tumbuhan monokotil
Pada umumnya, daun tumbuhan monokotil tersusun dari satu lapis sel yang terdapat di permukaan bawah daun. Pada tempat -tempat tertentu di temukan stomata. Selain itu, pada daun tumbuhan monokotil khususnya Graminae (rumput-rumputan) terdapat sekumpulan sel-sel epidemis yang susunannya seperti kipas, disebut sel bulliform.
Sumber: Biology
of Plants 5th edition tahun 1992 Gambar 8.16. Penampang melintang daun
monokotil.
Kelompok sel-sel ini tidak mempunyai lapisan
kutikula sehingga dindingnya tipis. Sel-sel itulah yang berperan dalam
penggulungan daun tumbuhan monokotil pada waktu udara kering.
Jaringan mesofil pada tumbuhan monokotil tidak berkembang sempurna seperti pada tumbuhan dikotil. Pada kebanyakan tumbuhan monokotil, venasi membentuk pertulangan sejajar. Pertulangan daun terpecah pada dasar daun atau sepanjang ibu tulang daun dan akhirnya bertemu lagi di ujung daun.
Jaringan mesofil pada tumbuhan monokotil tidak berkembang sempurna seperti pada tumbuhan dikotil. Pada kebanyakan tumbuhan monokotil, venasi membentuk pertulangan sejajar. Pertulangan daun terpecah pada dasar daun atau sepanjang ibu tulang daun dan akhirnya bertemu lagi di ujung daun.
4. Membandingkan struktur akar dan batang tumbuhan dikotil dan monokotil
a.
Struktur
akar
Monokotil
|
Dikotil
|
·
Batas antara
ujung akar dan kaliptra jelas.
·
Perisikel terdiri
dari beberapa lapis sel berdinding tebal
·
Letak berkas
pengangkut antara xylem dan floem pada akar tua tetap berseling-seling
·
Mempunyai
empulur
·
Perisikel hanya
membentuk cabang akar
·
Tidak mempunyai
cambium
·
Mempunyai
lengan protoxilem
|
·
Batas antara ujung akar dan kaliptra jelas.
·
Perisikel terdiri dari 1 lapis sel
berdinding tebal
·
Letak berkas pengangkut pada akar sekunder
bersifat kolateral, xylem didlam dan floem diluar
·
Mempunyai empulur sempit atau tidak
mempunyai empulur
·
Perisikel membentuk cabang akar dari
meristem sekunder seperi cambium dan cambium gabus
·
Cambium tampak sebagai meristem sekunder
·
Jumlah lengan protoxilem antara 2 sampai 6,
jarang lebih
|
b.
Struktur batang
Monokotil
|
Dikotil
|
·
Batang bercabang-cabang
·
Pembuluh angkut teratur dalam susunan
lingkaran
·
Mempunyai cambium vascular
·
Tidak mempunyai meristem interkalar
·
Jari-jari empulur berupa deretan parenkima
diantara berkas pengangkut
·
Dapat dibedakan antara daerah korteks dan
empulur
|
·
Batang
tidak bercababg-cabang
·
Pembuluh
angkut tersebar
·
Tidak
punya cambium vaskuler
·
Mempunyai
meristem interkalar
·
Tidak
punya cambium vaskuler
·
Tidak
dapat dibedakan antara daerah korteks dengan empulur
|
5.
Jenis-jenis penyakit yang menyerang
tumbuhan
a.
Akar
Sebagian besar jenis penyakit tanaman memang
disebabkan oleh hama dan jamur. Hama yamh menyerang juga bermacam-macam
tergantung habitat tumbuhan tersebut. Tanaman yang tumbuh di tempat yang lembab
akan terserang hama pada akar atau pangkat tanaman.
b.
Daun
Ada beberapa penyakit yang menyerang daun
tanaman, antara lain :
Bercak daun, disebabkan oleh jamur. Daun yang
sudah terinfeksi jamur, akan timbul bercak pada permukaan daun. Bercak ini
lama-lama akan menyebabkan daun busuk. Untuk agar daun yang lainnya tidak ikut
terinfeksi jamur. Selain itu, dengan menyemprotkan pupuk yang memiliki kadar
kalsium yang tinggi.
Karat daun, sering
ditemukan pada tanaman kopi. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Hemileila vastatrix. Gejalanya yaitu
sering muncul bercak kuning pada bagian bawah daun kemudian akan berwarna
cokelat, orange, dan jingga. Lalu secara alami daun-daun tersebut akan gugur
dan menyebabkan kopi gundul secara perlahan-lahan.
Antraksona,
disebabkan oleh jamur Colletotrichoun,
yang menyebabkan bintik hitam pada permukaan daun, kemudian akan menjadi merah
jambu hingga daun tersebut mati dan berguguran.
Leaves scald, penyakit
yanh disebabkan oleh jamur Rhynchosporium
dan sering menyerang tumbuhan bakau, padi, daun-daun tua maupun pada pinggiran
dan bagian helai daun lainnya. Penyakit ini membuat daun seperti terbakar dan
berwarna kecoklatan. Cara penanggulangannya yaitu dengan cara menambah jarak
tanaman dan mengurangi penggunaan urea.
Layu dan kekuningan,
disebabkan oleh jamur Fusarium sp,
yang menyebabkan pucatnya tulang daun, warna daun yang menguning dan perlahan
semua organ tanaman akan menjadi layu.
c.
Batang
Sebagai sumbu, pengantar energy yang masuk
melalui akar dan daun serta sebagai penopang daun, maka ada beberapa penyakit
yang menyerang batang, yaitu :
Fusarium, muncul
pada permukaan tanah yang lembab. Tanah yang lembab menjadi tempat
berkembangnya jamur Fusarium oxyporiom,
yang akan menyebabkan cokelat
keabu-abuan, batang busuk dan mati. Cara untuk mengatasinya yaitu dengan
cara mengganti media tanah.
Penyakit upas,
disebabkan oleh jamur Upasia salmonicolor
yang menyerang cabang dan ranting tumbuhan. Awalnya akan nampak keperakan lalu
menjadi merah jambu.
Penggerek batang,
disebabkan oleh Werwng dan biasa menyerang padi yang menyebabkan bulir-bulir
padi yang tidak berisi
SELESAI